twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)
Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat...
Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa...
Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat?
ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Kompleksnya negeriku, Artikel 26#


aku bingung, aku banyak memperjuangkan orang lain tapi tak satupun yang sensitif mengenai keadaanku sekarang ini, sebenarnya betapa terbebani jiwa ini hanya aku membuatnya seolah-olah tak begitu masalah, asal tahu saja saya dan istri saya seorang yang hidup dengan HIV dan sekarang istri saya sedang hamil 9 bulan dan kondisi ekonomi saya sangat parah, saya tidak punya uang sepeserpun saat ini, untuk makanpun kami tidak tahu…, apalagi untuk biaya melahirkan, belum lagi aku dan istri ku harus menjaga agar anak kami tidak terinfeksi virus HIV juga, tapi kami merasa semua ini tanggung jawab kami berdua saja, katanya penanggulangan HIV dan AIDS tanggung jawab bersama, tapi tak ada satupun yang memberi gambaran bahwa orang yang terinfeksi HIV akan terjamin didalam layanan kesehatan. belum lagi ketimpangan ekonomi kami, aku hanya bingung saja kenapa aku melihat sekitarku mereka tidak masalah dengan uang, tapi disisi lain aku juga melihat sebagian orang sangat membutuhkan uang, bahkan akupun mengalami kelaparan karena tidak punya uang. Negara yang kaya raya ternyata hasil buminya dan sistem sosial ekonominya sangat timpang, karena aku tidak punya uang sempat berpikir ingin merampas, merampok orang yang mempunyai lebih untuk kebutuhan dasarnya, aku tak tahu kenapa mereka kaya sedangkan kami disini miskin, padahal kami ini sama-sama manusia, bahkan ketika aku mencari pekerjaanpun hingga sekarang aku belum mendapatkannya dengan alasan aku tidak punya ijazah, aku hanya bingung kenapa orang ingin mendapatkan pekerjaan untuk makan harus ditentukan sebuah ijazah? sedangkan aku belum pernah bagaimana rasanya menjadi anak SMA? padahal aku ingin sekali sekolah tapi sekali lagi bapak dan ibuku bilang mereka sudah tak sanggup lagi menyekolahkan aku, jelas sekali negara memang sengaja menciptakan orang-orang sepertiku, hidup kami dibatasi, pola pikir kami dibuat untuk mengemis kepada siapapun, hati kami dijadikan lemah tak berdaya, sehingga orang-orang seperti kami menjadi korban untuk agar ada orang-orang lain mendapatkan keuntungan dari setiap orang-orang yang telah dibodoh-bodohi oleh negaranya sendiri. apakah ini bisa dibilang adil? apakah kami harus selalu menganggap bahwa negaralah yang menolong kami, semua diciptakan agar kami menjadi pengemis yang harus dikasihani, para pengusaha membuat kami tak mampu membeli kebutuhan pokok kami, mereka selalu saja menciptakan peradaban agar manusia menjadi ketergantungan terhadap pasar mereka padahal daya beli kami tidak cukup bahkan tak mampu, dan mau tidak mau kami harus merasakannya. melawan kami akan ditangkap oleh aparat, karena kami tahu bahwa para pengusaha itu telah dilindungi oleh negara yang kapitalis ini, negara kami dikuasai oleh para pengusaha-pengusaha yang menyuap sendi-sendi pemerintahan sehingga kami sebagai rakyat akan mati dinegerinya sendiri…

0 komentar: