twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)
Kalau "air mata" diserahkan kepada rakyat...
Tapi... kalau "mata air" diambil oleh penguasa...
Kapan "air mata" itu hilang dari mata rakyat?
ataukah abadi selamanya karena kerakusan penguasa?

Di Dalam Ruangan, Artikel 111#



Di dalam ruangan yang gelap ini, aku terbaring diatas kasur yang seharusnya membawaku kedalam mimpi-mimpi indah, namun didalam ruangan ini yang terjadi hanyalah perputaran isi kepala yang terus berpikir dan terus berpikir dari larutnya malam sampai menjelang pagi namun tak kutemukan juga apa sebenarnya yang sedang aku pikirkan?

Ketakutan - ketakutan sehingga menjadikan diri ini berkutat dengan alam depresi didalam ruangan gelap ini, menakuti kehidupanku yang tak tentu arah tujuan, masa depan yang ada didalam pikiran ini tak mungkin tercapai bila dikanan dan kiri, depan dan belakang, atas dan bawah tak terlihat terang, sebab sekarang ini aku berada diruang kegelapan.

Ruangan yang penuh dengan halusinasi yang terus menghantui, diadalam halusinasi muncul gambaran-gambaran khayal baik itu sesuatu yang paling menakutkan maupun yang paling meyenangkan. Diadalam ruangan gelap ini tak pernah tersentuh matahari maupun cahaya lampu yang mampu menerangi khayal-khayal yang membuat tak bisa lari dari kehidupan halusinasi.

Hanya terbaring dan terus terbaring bersama mimpi-mimpi yang tak kunjung menjadi kenyataan bersama ketakutan untuk bangun dan menghadapi kenyataan hidup yang sebenarnya. Apa yang terjadi diadalam kehidupan ini semua dialam nyata kini terlihat seperti hanya bermain-main didalam kehidupan, tak ada lagi yang menghargai setiap kehidupan, semuanya dipasung oleh aturan-aturan yang membunuh diantara kita sendiri, semua memenjarakan kami diadalam ruangan gelap yang dingin tak bertikar membuat dendam ingin melampiaskan kemarahan terhadap kehidupan yang penuh dengan aturan main yang tak pernah berpihak terhadap kehidupan itu sendiri, aturan main kini dibuat hanya untuk mempertahankan dominasi alam khayalan yang penuh dengan kegelapan.

Didalam ruangan ini pikiran-pikiran tak pernah tertuangkan karena terlalu kuat alam halusinasi untuk dilawan, perlu sebuah keberanian untuk mengahadapi kenyataan, walau kematian ketika kita sadar telah tidak berada lagi di dalam ruangan ini.

Penguasa dan Binatang Artikel 110#


Manusia sama saja dengan binatang didalam mencari makan, namun caranya berbeda binatang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan makan, tapi ada juga manusia yang melakukannya dengan cara-cara seperti binatang bahkan terkadang melebihi binatang lalu manusia seperti itu apakah harus dimasukkan kedalam kandang seperti bianatang?
Binatang tak pernah tau rasa belas kasihan padahal disekitarnya ada yang tertatih berjalan pincang. Manusia mempunyai akal dan pikiran bahkan dikasih jiwa yang mampu merasakan rasanya penderitaan, namun kekuasaan terkadang melupakan diri manusia sebagai sebagai manusia yang ada hanyalah tingkah laku yang melebihi binatang, tampar kiri kanan untuk mendapatkan makan padahal semua orang tahu bahwa dia kecukupan, intip kiri-kanan curi jatah orang tak peduli sahabat kurus kering kelaparan.
Manusia sama saja seperti binatang yang dicari hanyalah daerah kekuasaan untuk mendapatkan makanan lebih banyak, sekali saya tegaskan manusia terkadang lebih keji dari binatang.
penguasa dan binatang, bahkan binatang ikut membenci para penguasa manusia karena binatang selalu dibawa-bawa diadalam merebut kekuasaan dinegeri ini, eksploitasi binatang dan rimbanya dijadikan komoditas untuk meraih kekayaan atas nama rakyat dan demi langgengnya kekuasaan tanah binatang juga diembat, dasar manusia terlalu keji melebihi binatang, lalu manusia seperti itu pantasnya berada dimana? binatang aja ada yang dikandangin dikerangkeng namun manusia-manusia seperti itu terus berkeliaran dinegeri ini yang ada seluruh makhluk hidup yang minoritas semakin tersingkirkan, terbunuh oleh manusia yang selalu berpikir melebihi binatang.

Kembalinya Berjaya negeri pembohong, Artikel 109#

Bangsa ini sedang asyik-asyik mengumbar janji-janji politik kepada rakyat, sedang mengahmbur-hamburkan uang untuk meraih kekuasaan tertinggi dinegeri ini, ejek sana ejek sini dibangun oleh mereka rakyat dibuat bingung bahkan rakyat seperti diadu domba oleh para perebut tahta Indonesia, simpatisan yang fanatisme mulai melakukan segala macam bentuk dukungannya bahkan membuat ulah yang membuat sebagaian rakyat tak bisa berpikir jernih, hanya para elite yang memfokuskan terhadap raihan kekuasaannya.
Kalau sekarang ini yang terjadi negeri adalah negeri imposible, seharusnya negara harus bebas biaya pendidikan, bebas biaya kesehatan, negara juga harus ciptakan pekerjaan dan negara juga harus adil tidak memihak itulah tugas negara, itu juga artinya negara tempat kami bersandar dan berharap, kalau tidak bubarkan saja biarkan rakyat yang mendirikan negaranya sendiri.
kenapa kita tak pernah sejahtera padahal negara ini kaya raya baik alamnya maupun manusia namun sayangnya negara ini tak pernah memberi kesempatan bagi para yang mampu mengolahnya, karena direbut oleh sang penguasa dirampok oleh mereka yang berkuasa untuk kelompok-kelompok yang hanya mendukung penguasa, sedangkan orang-orang yang tak mengerti apa-apa selalu dibohongi, dibohongi segala hal baik politik maupun fakta kehidupan, hanya harapan-harapan yang kita taruhkan kepadanya tak pernah didengar ataupun dilihat, hanya melihat dan mendengar hal-hal yang membuat penguasanya menjadi selebritis, sehingga seolah-seolah penguasa itu benar dan menjadi populer karena kebijakan-kebijakan yang hanya untuk menghibur sebab negara yang dipimpinnya bagaikan panggung sandiwara yang diperankan oleh para aktor-aktor, tapi sang produsernya dan sutradaranya tetap mendapatkan keuntungan dan kepuasan sendiri, karena itulah negeri ini sedang berjaya dalam hal mengubah fakta menjadi sebuah drama!!!

Rabu, 2009 Juni 10 Negeri Pemasung, Artikel 108#

Ini bukan seribu Opini yang dilontarkan kemasyarakat kita melainkan sebuah fakta yang terjadi terhadap kami, para penegak hukum telah memasung ribuan pecandu tertindas, terbunuh dan tersingkirkan sekali ketuk palu matilah kami naiklah pangkat kekuasaan kalian, dengan mengorbankan kami sebagai kambing hitam negeri ini telah memasung pecandu narkotika disetiap sudut kota, para pecandu tak pernah mendapatkan hak-hak untuk bertahan hidup sebab kami tak pernah diberi ruang, diantara kami dipenjarakan, dilecehkan dirampas kemerdekaan dan akses pelayanan publik terhadap kami tak perlindungan hukum yang melindungi kami sebagai manusia negeri bekerja hanya untuk para kelas atas yang kapitalis, mafia peradilan ada dimana-dimana demi uang yang salah dibenarkan yang benar disalahkan, sekali lagi ini bukan sebuah opini untuk merubah paradigma ini adalah fakta yang dianatara kami mengalami perlakuan seperti ini, tak pernah mengerti tentang kehidupan kami sebab mereka tak pernah merasakan apa yang kita rasakan, disingkirkan dari semua aspek kehidupan perlahan payung hukum yang ada semakin membawa kita kearah jurang kematian kearah kemenangan para penguasa yang semakin memiskinkan diantara kita, masalah ini semakin menyebar dan menggurita bukan lagi masalah pecandu namun masalah ekonomi, sosial dan budaya telah dirusaknya dihisap dengan atas nama pembangunan. Semakin terpasung dianatara kita, semakin tersingkirkan kehidupan ini sebab negeri ini tengah memasung sebagian rakyatnya, tak ada lagi perlawanan sebab para pejuang tak lagi bisa dipercaya mereka terus menipu kita karena yang mereka raih bukan lah perlawanan melainkan satu tempat untuk mendapatkan kekuasaan publisitas dirinya.
Sekali lagi ini bukan ribuan opini yang selalu didengung-dengungkan, yang selalu diteriakan ini adalah situasi yang terjadi diantara kita!!!

Minggu, 2009 Juni 07 Hari-hari, artikel 107#

Hari-hari ini aku mulai sering berkutat dengan pikiranku sendiri, terkadangaku lelah berada disini terus-menerus ingin sekali beralih ketempat lain namun sulit rasanya, orang seperti aku tak mugkin medapatka penghidupan ditempat lain seain disini itulah yang aku yakini selama ini, disati sisi aku juga lelah berada disini... namun tak kutemukan seorangpun yang mampu mengangkatku dari kerasnya jalan kehidupan yang aku lalui... terkadang akupun percaya dengan segala ramalan atau takdir kehidupanku, namn sulit sekali untuk melawannya, aku merasa sendiri berjalan meskipun banyak sekali manusia yang baik namun tetap tak mampu merubah ketidakjelasan alam pikiranku yang selalu ingin sendiri menjauh dari keramaian dan menikmati alam itupun tak bisa aku lakukan sebab sekarang dan dulu banyak sekali perubahan, sekarang apapun yang kita inginkan harus didukug dengan uang sedangkan dulu... apapun aku bisa lakukan dengan mendapatka semuanya, namun kini semuanya terasa sedang menjauh... takdir berbicara seperti itu kepadaku, semuanya tak lagi ada yang peduli ituah yang aku rasakan akhir-akhir ini, bahkan orang terdekatku pergi-pergi terus entah kemana tak lagi peduli dengan apa yang aku rasakan, mau apa sebenarnya aku.... akupun tak mampu mendeteksinya, yang pasti aku sedang tak ingin berada diadalam pekerjaan seperti ini, sebab ini membuat aku tak nyaman, aku tak biasa bekerja diatas perintah orang lain sebab yang bisa memerintahkan diriku adalah Tuhan dan diriku sendiri, maka aku lebih baik keluar diadalm pekerjaan ini daripada bekerja tidak dengan senang hati namu penuh dengan penderitaan, amun aku juga takut bila tak bekerja, aku takaut tak lagi mampu bayar motor, takut tak bisa makan, coba kalian tebak apa yag terjadi dengan hari-hariku????